Wednesday, August 19, 2015

Gus Mus: Polisi Seyogianya Mengenal Hoegen

Pasca Elang Wijoyono menghadang romongan Moge di Sabtu (15/08) di perempatan Condong Catur, Yogyakarta, polisi mendapat hujatan di media sosial. Penegak hukum jadi objek buli karena dianggap pincang.

Berbagai respon muncul. Bahkan, sosok Kiai kharismatik, K.H. Ahmad Mustafa Bisri pun turut angkat bicara. Menurut ulama tawadllu yang tidak mau diangkat sebagai rais aam PBNU oleh tim ahlul halli wal 'aqdi itu, sudah seyogianya semua polisi dan calon polisi dikenalkan dengan sosok Hoegeng Imam Santoso.

"Seyogianya semua polisi dan calon polisi di negeri ini kenal atau dikenalkan dengan tokoh teladan dan panutan ini Hoegeng Imam Santoso)," tulis pengasuh pesantren yang akrab di sapa Gus Mus  itu di akun facebooknya, dengan menyetakan foto sang polisi panutan.



Jenderal Polisi (Purn.Hoegeng Imam Santoso (lahir di PekalonganJawa Tengah14 Oktober 1921 – meninggal 14 Juli 2004 pada umur 82 tahun) adalah salah satu tokoh kepolisian republik Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Kepoliosian Negara Republik Indonesia ke-5 yang bertugas mulai tahun 1968 s.d.1971.

Untuk semua pengabdiannya kepada negara, Hoegeng Imam Santoso telah menerima sejumlah tanda jasa,
  • Bintang Gerilya
  • Bintang Dharma
  • Bintang Bhayangkara I
  • Bintang Kartika Eka Paksi I
  • Bintang Jalasena I
  • Bintang Swa Buana Paksa I
  • Satya Lencana Sapta Marga
  • Satya Lencana Perang Kemerdekaan (I dan II)
  • Satya Lencana Peringatan Kemerdekaan
  • Satya Lencana Prasetya Pancawarsa
  • Satya Lencana Dasa Warsa
  • Satya Lencana GOM I
  • Satya Lencana Yana Utama
  • Satya Lencana Penegak
  • Satya Lencana Ksatria Tamtama

Seperti kita ketahui bahwa pada seorang aktifis, Elang, menghadang rombongan Moge yang melanggar rambu lalu lintas, Sabtu (15/08) di perempatan Condong Catur, Yogyakarta. Ironisnya, justru mendapat "dukungan" dari polisi. yaitu dengan pengawalan ketat.


Tentu hal itu membuat geram orang yang bernurani. Maka, anjuran Gus Mus agar polisi mengenal sosok ini adalah sebuah keniscayaan. Tentu agar pengayom masyarakat itu bisa meneladani sang panutan. 



EmoticonEmoticon